ulumulhadis.id – Pada abad ke-3 Hijriyah, dunia Islam mencapai puncak kemajuan intelektual dan ilmiahnya. Para ulama saat itu tidak hanya fokus pada pemahaman teologis dan hukum Islam, tetapi juga aktif dalam mengembangkan berbagai cabang ilmu seperti hadis, tafsir, fiqh, filsafat, sains, dan teologi. Abad ini dikenal sebagai periode penting di mana terjadi eksplorasi mendalam terhadap pengetahuan agama dan pemikiran intelektual.

Salah satu karya monumental yang lahir pada masa ini adalah Sunan at-Tirmidzi, yang juga dikenal dengan sebutan al-Jami’ at-Tirmidzi. Kitab ini termasuk dalam Kutub as-Sittah, yang merupakan enam kitab hadis utama serta dianggap sebagai sumber paling otoritatif dalam Islam. Penulisnya, Imam Abu Isa Muhammad at-Tirmidzi, adalah seorang ahli hadis terkemuka dari abad ke-3 Hijriyah yang berasal dari Tirmidh, Uzbekistan modern. Sunan at-Tirmidzi tidak hanya menjadi rujukan penting bagi para fuqaha (ahli hukum Islam) dalam pembuatan fatwa, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan yang kaya bagi umat Islam secara umum.

Perkembangan dan Penamaan Kitab

Sunan at-Tirmidzi dikenal dengan beberapa nama yang mencerminkan cakupan dan sistematikanya. Salah satu nama alternatifnya adalah al-Jami’ al-Sahih, meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa penyebutan “al-Sahih” mungkin terlalu berlebihan. Hal ini disebabkan oleh adanya hadis-hadis dalam kitab ini yang tergolong dha’if (lemah) atau memiliki cacat tertentu dalam sanadnya. Namun, istilah “Sunan at-Tirmidzi” lebih umum diterima karena mencerminkan sistematika dan struktur kitab yang mengorganisir hadis-hadis berdasarkan topik-topik fiqh dan keilmuan lainnya.

Baca Juga: Mengenal Kitab “Minhatul Mughits”: Kitab Ilmu Hadis untuk Pemula

Kitab ini disusun dengan rapi dalam beberapa jilid (tergantung pada edisi yang digunakan), yang masing-masing terbagi lagi menjadi bab-bab dan sub-bab yang mengikuti urutan topik-topik fiqh. Struktur ini tidak hanya memudahkan aksesibilitas dan penggunaan kitab bagi para fuqaha, tetapi juga bagi seluruh komunitas Muslim yang ingin mendalami berbagai aspek agama mereka.

Secara keseluruhan, Sunan at-Tirmidzi terdiri dari enam jilid yang memuat ribuan bab dan hadis. Jumlah tepatnya dapat bervariasi tergantung pada edisi terbitan tertentu, karena tiap penerbit atau peneliti mungkin memiliki metode dan kriteria berbeda dalam menghitung dan menyusun materi kitab ini.

Adapun sebagai contoh terbitan Dar al-Islamy yang ditahqiq oleh Dr. Basyar ‘Awwad Ma’ruf dapat selengkapnya dilihat dalam tabel berikut:

No
KitabJumlah
BabHadis
1Juz 1Kitab al-Thaharah (Bersuci)112148
2Kitab as-Salat (Shalat)316467
3Juz 2Kitab az-Zakat (Zakat)3864
4Kitab as-Shaum (Puasa)83136
5Kitab al-Hajj (Haji)116155
6Kitab al-Janaiz (Jenazah)77114
7Kitab an-Nikah (Nikah)4375
8Kitab ar-Radha’ (Penyusuan)1928
9Kitab ath-Thalaq wa Li’an (Cerai dan Sumpah Menuduh Zina)2329
10Kitab al-Buyu’ (Jual beli)77116
11Juz 3Kitab al-Ahkam (Hukum)4263
12Kitab ad-Diyat (Denda atas Tindakan Pembunuhan)2336
13Kitab al-Hudud (Sanksi Hukum)3040
14Kitab ash-Shaid (Berburu)88
15Kitab al-At’imah (Makanan)58
16Kitab al-Ahkam wa al-Fawaid (Hukum-hukum dan Faedah)610
17Kitab al-Adhahi (Hewan Kurban)2430
18Kitab an-Nuzur wa al-Aiman (Nazar dan Sumpah)2023
19Kitab as-Siyar (Ekspedisi)4870
20Kitab Fadhail al-Jihad (Keutamaan Jihad)2650
21Kitab al-Jihad (Jihad)4049
22Kitab al-Libas (Pakaian)4567
23Kitab al-At’imah (Makanan)4872
24Kitab al-Asyrabah (Minuman)2135
25Kitab al-Bir wa as-Silat (Berbakti dan Menyambung Silaturahmi)88133
26Kitab ath-Thib (Kedokteran)3551
27Kitab al-Faraid (Ketententuan Pembagian)2325
28Kitab al-Washaya (Wasiat)78
29Juz 4Kitab al-Wala’ wa al-Hibah (Pemberian)77
30Kitab al-Qadar (Takdir)1924
31Kitab al-Fitan (Fitnah)79111
32Kitab al-Ru’iya (Mimpi)1024
33Kitab asy-Syahadah (Persaksian)48
34Kitab az-Zuhud (Zuhud)65110
35Kitab Shifah al-Qiyamah wa ar-Raqa’iq wa al-Wara’ (Sifat Kiamat, Pelembut Hati, dan Menjauhi Hal yang Dilarang )60107
36Kitab Shifat al-Jannah (Sifat Surga)2749
37Kitab Shifat al-Jahannam (Sifat Neraka Jahannam)1332
38Kitab al-Iman (Keimanan)1838
39Kitab al-’Ilm (Ilmu)1942
40Kitab al-Ista’zan wa al-Adab (Meminta Izin dan Adab)3447
41Kitab al-Adab (Adab)109122
42Kitab al-Amtsal (Permisalan)715
43Juz 5Kitab Fadha’il al-Qur’an (Keutamaan al-Qur’an)2551
44Kitab al-Qira’at (Seni Membaca al-Qur’an)1322
45Kitab Tafsir al-Qur’an (Tafsir al-Qur’an96419
46Kitab ad-Da’awat (Doa)139234
47Juz 6Kitab al-Manaqib (Budi Pekerti yang Terpuji)148351
48`
Kitab al-’Ilal
Tidak Menggunakan Sistem BabTidak Menggunakan Penomoran Hadis
Jumlah Keseluruhan2335 Bab3923 Hadis

Sistematika dan Isi Kitab

Sistematika Sunan at-Tirmidzi mencerminkan upaya Imam at-Tirmidzi untuk merangkum berbagai aspek kehidupan sehari-hari umat Islam berdasarkan ajaran dan praktik Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kitab ini tidak hanya memuat hadis-hadis tentang ibadah ritual seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain seperti akhlak, sejarah, pernikahan, perdagangan, hukum-hukum Islam (ahkam), dan banyak lagi.

Pengorganisasian bab-bab dan sub-bab berdasarkan topik fiqh memudahkan pembaca dalam mencari dan memahami hukum-hukum Islam yang berlaku dalam berbagai situasi kehidupan. Ini juga menjadikan Sunan at-Tirmidzi sebagai referensi utama dalam bidang fiqh lintas madzhab, karena mencakup pandangan dari berbagai tokoh ulama pada masanya.

Kualitas Hadis dalam Sunan at-Tirmidzi

Salah satu ciri khas Sunan at-Tirmidzi adalah inklusinya terhadap hadis-hadis yang tidak hanya sahih, tetapi juga hasan (baik), dha’if (lemah), dan dalam beberapa kasus gharib (unik). Imam at-Tirmidzi mengambil langkah inovatif dengan tidak hanya memuat hadis-hadis yang dianggap sahih secara mutlak, tetapi juga hadis-hadis yang memiliki kelemahan tertentu. Ini mencerminkan pemikiran kritisnya dalam menyusun materi kitab, serta keinginannya untuk memberikan akses terhadap berbagai sumber literatur hadis yang ada.

Definisi hadis hasan sendiri menjadi perdebatan di kalangan ulama. Imam at-Tirmidzi tidak memberikan definisi pasti mengenai hadis hasan, sehingga para ulama setelahnya mengembangkan berbagai kriteria untuk menentukan kategori ini. Meskipun demikian, Sunan at-Tirmidzi tetap menjadi rujukan utama dalam memahami dan mempraktikkan hadis hasan dalam tradisi Islam.

Pujian dari Ulama dan Pengaruhnya

Sunan at-Tirmidzi mendapat pujian yang tinggi dari ulama-ulama besar Islam karena kontribusinya yang besar dalam pengembangan ilmu hadis dan fiqh. Ibn Atsir al-Jazari, dalam karyanya, menggambarkan Sunan at-Tirmidzi sebagai karya yang tidak hanya berisikan ajaran Islam yang bermutu, tetapi juga dikenal karena sistematika dan minimnya pengulangan hadis-hadis dalam kitab ini. Ini menjadikan kitab ini sangat bernilai sebagai sumber ajaran Islam yang mendalam.

Adz-Dzahabi juga menyoroti pentingnya Sunan at-Tirmidzi dalam menyajikan faedah-faedah yang luas bagi umat Islam. Meskipun demikian, kritik juga ditujukan pada keberadaan hadis-hadis dha’if atau maudhu’ (palsu) dalam beberapa bagian kitab, yang menunjukkan kompleksitas dalam menilai dan menggunakan materi dari kitab ini.

Warisan Intelektual

Sunan at-Tirmidzi bukan hanya sebuah karya tulis, tetapi juga warisan intelektual yang mencerahkan peradaban Islam pada masa keemasannya. Keterlibatannya dalam pembagian hadis berdasarkan kualitasnya (sahih, hasan, dha’if) merupakan langkah inovatif yang mempengaruhi perkembangan metodologi ilmu hadis selanjutnya. Kontribusi ini membuat Sunan at-Tirmidzi menjadi salah satu pilar utama dalam tradisi literatur hadis.

Imam at-Tirmidzi juga dikenang karena pendekatannya yang hati-hati terhadap perawi hadis dan kritiknya yang cermat terhadap kelemahan hadis. Hal ini tercermin dalam bagian penutup kitabnya, al-‘Ilal, di mana Imam at-Tirmidzi menjelaskan tentang kualitas rawi (perawi) dan potensinya untuk memiliki kecacatan tertentu. Pendekatan ini menunjukkan komitmen beliau terhadap keakuratan dan kredibilitas sumber-sumber hadis.

Akhir Kalam

Dengan demikian, Sunan at-Tirmidzi tidak hanya menjadi pelestari tradisi keilmuan Islam pada masanya, tetapi juga menjadi pijakan penting bagi pengembangan ilmu hadis dan fiqh di masa selanjutnya. Karyanya ini tidak hanya dipuji karena sistematikanya yang rapi dan kaya akan konten, tetapi juga karena sumbangannya dalam menetapkan standar untuk pengumpulan, penilaian, dan penggunaan hadis dalam pengembangan pemikiran agama Islam.

Sunan at-Tirmidzi, dengan segala kelebihan dan keterbatasannya, tetap menjadi salah satu sumber intelektual utama yang mempengaruhi berbagai generasi ulama dan cendekiawan Islam. Keberadaannya tidak hanya memperkaya literatur Islam, tetapi juga memberikan pandangan yang dalam dan berimbang terhadap ajaran Islam dalam konteks kehidupan sehari-hari umat Muslim. Dengan demikian, warisan Sunan at-Tirmidzi terus hidup dan memberikan inspirasi bagi para pencari ilmu dan pemikir Islam di seluruh dunia.

Ya Allah, ampunilah segala dosa Imam at-Tirmidzi, terimalah segala amal ibadahnya yang ikhlas dalam mengumpulkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Berikanlah beliau tempat yang mulia di sisi-Mu di surga Firdaus sebagai balasan atas usahanya dalam menyebarkan dan menjaga hadis-hadis Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jadikanlah karya Sunan at-Tirmidzi sebagai wasilah bagi umat Islam untuk mendapatkan petunjuk dan keberkahan dalam menjalani kehidupan mereka. Aamiin Allahumma Aamiinnn..

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *