Mengenal Apa Itu Hadis: Definisi, Jenis, dan Perannya dalam Islam

Hadi Wiryawan

Hadis adalah segala sesuatu yang dinyatakan, dilakukan, atau disetujui oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam Islam, hadis merupakan salah satu sumber hukum dan ajaran setelah Al-Qur’an. Memahami hadis sangat penting karena hadis memberikan penjelasan praktis tentang bagaimana melaksanakan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan menjelaskan secara rinci tentang hadis, termasuk definisi, jenis-jenis, komponen, klasifikasi, serta peran dan manfaatnya dalam agama Islam.

Definisi Hadis

Secara umum, hadis mencakup segala bentuk perkataan, perbuatan, atau pengakuan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang direkam dan dilaporkan oleh para sahabat dan pengikutnya. Dalam istilah teknikal ilmu hadis, hadis adalah riwayat yang telah disampaikan dan dinilai oleh ulama hadis melalui berbagai metode ilmiah untuk menentukan keabsahannya.

Menurut Dr. Mahmud Thahhan dalam Taisir Musthalahul Hadits, hadis secara bahasa bermakna “baru” (الْجَديْدُ). Syekh Manna’ Khalil Qatthan dalam Pengantar Studi Ilmu Hadits menyebutkan bahwa hadis berarti “sesuatu yang dibicarakan dan dinukil”. Dalam pandangan ulama, hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat-sifatnya.

Jenis-Jenis Hadis

Hadis dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, antara lain:

  1. Hadis Qudsi: Berisi wahyu dari Allah tetapi disampaikan dengan bahasa Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, berbeda dari Al-Qur’an yang merupakan wahyu langsung dari Allah.
  2. Hadis Marfu’: Hadis yang dinyatakan berasal dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, baik berupa ucapan, tindakan, maupun pengakuan beliau.
  3. Hadis Mawsul: Hadis yang sanadnya bersambung hingga ke Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
  4. Hadis Mautu’: Hadis yang sanadnya terputus atau tidak lengkap sampai ke Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Komponen Hadis

Hadis terdiri dari dua komponen utama:

  • Sanad: Rantai periwayatan hadis yang menunjukkan siapa saja yang meriwayatkan hadis tersebut dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam hingga sampai ke kita. Sanad biasanya terletak sebelum matan.
  • Matan: Isi atau teks dari hadis itu sendiri, yaitu apa yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadis tersebut. Matan berada di tengah, antara sanad dan perawi.

Klasifikasi Hadis Berdasarkan Keabsahan

Hadis diklasifikasikan berdasarkan keabsahan dan kualitasnya:

  • Shahih: Hadis yang memenuhi kriteria keabsahan dari segi sanad dan matan, dinyatakan benar serta dapat diterima.
  • Hasan: Hadis dengan tingkat keabsahan sedikit lebih rendah dari shahih, tetapi masih diterima dan valid.
  • Daif: Hadis yang lemah dalam sanad atau matannya dan tidak bisa dijadikan rujukan hukum atau ajaran.

Klasifikasi Hadis Berdasarkan Jumlah Penutur

  • Hadis Mutawatir: Hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi yang secara adat tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Hadis mutawatir ini terbagi menjadi dua jenis: mutawatir lafzi (berupa redaksi dan makna) dan mutawatir maknawi (berupa makna meskipun redaksinya berbeda).
  • Hadis Ahad: Hadis yang tidak memenuhi kriteria mutawatir, termasuk:
    • Hadis Masyhur: Diriwayatkan oleh tiga atau lebih perawi di setiap tingkatan sanad.
    • Hadis ‘Aziz: Diriwayatkan oleh dua orang di setiap tingkatan sanad.
    • Hadis Gharib: Diriwayatkan oleh satu orang di satu tingkatan sanad.

Klasifikasi Berdasarkan Ujung Sanad

  • Hadis Marfu’: Sanadnya langsung ke Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
  • Hadis Mauquf: Sanadnya terhenti pada sahabat Nabi atau tabi’in.
  • Hadis Maqthu’: Sanadnya melibatkan tabi’in atau generasi berikutnya.

Klasifikasi Berdasarkan Keutuhan Rantai Sanad

  • Musnad: Sanadnya tidak terputus dan terpercaya.
  • Mursal: Sanad tidak lengkap, biasanya terputus pada tabi’in.
  • Munqathi’: Ada satu atau lebih sanad yang terputus.
  • Mu’allaqa: Sanadnya terputus dari awal hingga akhir.
  • Mu’dlal: Sanad terputus berurut-urut hingga dua generasi.
  • Mudallas: Hadis yang tampaknya sahih tetapi sebenarnya memiliki cacat tersembunyi.

Peran Hadis dalam Islam

Hadis memiliki peran yang sangat penting dalam Islam:

  • Sumber Hukum: Hadis digunakan untuk memahami dan menjelaskan hukum-hukum Islam yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an.
  • Petunjuk Ajaran: Hadis memberikan penjelasan praktis tentang bagaimana melaksanakan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
  • Referensi Sejarah dan Sosial: Hadis mencatat aspek-aspek sejarah dan sosial dari masa Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang penting untuk pemahaman konteks sejarah Islam.

Ilmu Hadis

Untuk memahami dan menilai hadis, terdapat beberapa cabang ilmu hadis yang penting:

  • Ilmu Rijal al-Hadis(Riwayah): Studi tentang para perawi hadis untuk menilai keandalan mereka.
  • Ilmu Dirayah: Studi tentang cara menilai dan menganalisis hadis secara ilmiah, termasuk metode kritik terhadap sanad dan matan.

Sejarah Penghimpunan Hadis

Pada masa Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, hadis belum dibukukan. Setelah beliau wafat, para sahabat dan generasi setelahnya mulai mengumpulkan dan membukukan hadis. Inisiatif formal untuk menghimpun hadis dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 99 Hijriyah, dengan perintah untuk mengumpulkan dan membukukan hadis-hadis yang telah dihafal oleh para sahabat.

Manfaat Mempelajari Hadis

Mempelajari hadis membantu kita:

  • Menentukan keabsahan hadis sebagai sumber hukum.
  • Menjelaskan dan mengaplikasikan ajaran Islam secara praktis.
  • Menghargai dan melestarikan warisan sejarah dan sosial Islam.

Demikian penjelasan mengenai hadis, termasuk definisi, jenis-jenis, komponen, dan perannya dalam Islam. Semoga artikel ini bermanfaat dalam memperdalam pemahaman tentang hadis dan posisinya sebagai sumber ajaran Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *