Biografi Imam at-Tirmidzi: Kontribusi Besar dalam Ilmu Hadis dan Warisan Intelektualnya

Hadi Wiryawan

ulumulhadis.id – Imam al-Hafidz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahak as-Sulami at-Tirmidzi, dikenal juga sebagai Abu ‘Isa atau at-Turmudzi, adalah seorang ulama besar yang berasal dari kota Tirmiz, Uzbekistan. Meskipun tempat kelahirannya tidak pasti, diperkirakan beliau lahir di antara Bugh dan Tirmiz. Adapun jarak desa Bugh dari kota Tirmiz adalah sejauh 6 farsakh (kurang lebih 37 km berdasarkan konversi fiqh). Yang pasti Tirmiz adalah sebuah kota kuno yang terletak di dekat muara sungai Balichia yang dulunya disebut sungai Jaihun.

Tidak ada konsensus pasti mengenai tahun kelahirannya, namun sebagian sumber mencatat tahun 209 H / 824 M, sementara yang lain mengatakan tahun 210 H. Imam at-Tirmidzi tumbuh dan mendalami ilmu di Tirmiz sebelum memulai perjalanannya menuntut ilmu ke Khurasan, Hijaz, dan Iraq. Selama perjalanannya, beliau berguru kepada beberapa ulama terkemuka seperti Imam al-Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud, yang memberikan fondasi kuat bagi pengetahuan hadisnya.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Imam Abu Dawud: Sosok Muhaddits Terkemuka dan Karyanya Sunan Abi Dawud

Di antara guru-gurunya adalah Qutaibah bin Sa’id di Hims, Abdul Hamid bin Humaid di Hims, Ishaq bin Rahawaih di Khurasan, dan lainnya di berbagai kota seperti Marur Rawdz, Baghdad, dan Bashrah. Keahliannya dalam hadis sangat dihargai, terbukti dengan pengakuan langsung dari guru-gurunya.

Semasa hidupnya, Imam at-Tirmidzi telah banyak meninggalkan karya-karya berharga yang di antaranya yakni; Kitab al-Jami’ al-Kabir atau yang biasa dikenal dengan Sunan at-Tirmidzi, Kitab al-’Ilal al-Shagir, Kitab at-Tarikh, Kitab asy-Syama’il al-Muhammadiyah, Kitab az-Zuhd, Kitab al-Asma’ wa al-Kunya, Kitab al-Asma’ wa ash-Shahabah, Kitab al-Atsar wa al-Muwaqufah, dan lain-lainnya

Di antara karya-karyanya tadi, kontribusi utama Imam at-Tirmidzi terlihat dalam karya monumentalnya, yaitu kitab al-Jami’ al-Kabir atau lebih dikenal dengan Sunan at-Tirmidzi. Salah satu inovasinya yang signifikan adalah pengelompokan hadis-hadis ke dalam kategori ‘hasan’, yang merupakan hadis-hadis yang hampir mencapai tingkat sahih dalam kualitasnya. Kitab ini tidak hanya mengumpulkan hadis-hadis penting, tetapi juga memuat berbagai pandangan dari berbagai madzhab, menjadikannya sebagai rujukan penting dalam studi hadis dan fikih.

Selama hidupnya, Imam at-Tirmidzi dikenal sebagai sosok yang sangat menghargai ilmu pengetahuan dan keseriusan dalam menghafal serta memahami hadis. Salah satu kisah menarik yang mencerminkan kecerdasannya adalah saat beliau dalam perjalanan ke Mekah dan menunjukkan kemampuannya mengingat dan memahami hadis-hadis yang beliau pelajari, meskipun dalam keadaan buku yang sebenarnya kosong. Hal ini menunjukkan keteguhan dan keuletannya dalam mengejar ilmu meskipun dalam kondisi sulit.

Penghargaan dan pengakuan atas karya dan ilmu beliau tidak hanya datang dari masa hidupnya, tetapi juga dari ulama-ulama setelahnya. Imam at-Tirmidzi dianggap sebagai salah satu ahli hadis yang paling terkemuka di Khurasan, menjadikannya penerus penting setelah kepergian Imam al-Bukhari. Meskipun ada beberapa pandangan yang mengkritiknya, banyak ulama besar seperti al-Hakim, Ibn Hibban, dan Abu Ya’la al-Khalili yang memberikan pengakuan atas keahlian, keteguhan hafalannya, dan kontribusinya dalam ilmu hadis.

Sayangnya, kehidupan beliau tidak lepas dari ujian, di mana pada masa akhirnya beliau mengalami kebutaan sebelum akhirnya wafat di kota kelahirannya, Tirmiz, pada tahun 279 Hijriah dan pada tahun itu menandai akhir dari perjalanan hidupnya yang penuh dedikasi terhadap ilmu dan pengajaran. Warisan ilmiah yang ditinggalkan oleh Imam at-Tirmidzi tidak hanya berdampak pada ilmu hadis, tetapi juga pada metodologi penelitian hadis dan pemahaman lintas madzhab yang luas.

Dengan menggabungkan pengetahuan mendalamnya tentang hadis dari berbagai sumber dan keuletannya dalam mempelajari ilmu, Imam at-Tirmidzi tidak hanya meninggalkan warisan berharga bagi umat Islam, tetapi juga mengilhami generasi-generasi mendatang untuk mengejar ilmu pengetahuan dengan penuh dedikasi dan kesungguhan. Semoga kisah kehidupan dan kontribusi ilmiahnya menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya dengan baik, sehingga ajaran Islam semakin terhormat dan tersanjung di mata dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *