Hadi Wiryawan

ulumulhadis.id – Ibnu Majah adalah seorang ulama yang mendapat gelar al-Imam, al-Hafidz, sedang nama lengkap beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Quzwaini atau lebih dikenal dengan gelar Imam Ibnu Majah, gelarnya, “Ibnu Majah,” merujuk kepada ayahnya, Majah Maula Rab’at, yang merupakan sosok terhormat di komunitasnya. Beliau lahir di Qazvin pada tahun 209 H, sebuah kota di wilayah Iran yang saat ini dikenal sebagai Qazvin.

Ibnu Majah tumbuh dalam atmosfer keilmuan yang kaya di tengah-tengah zaman keemasan ilmu Islam, dan semangat pencariannya terhadap ilmu mengantarnya melakukan perjalanan intelektual yang luas.

Sejak usia remaja, Ibnu Majah menunjukkan minat yang mendalam dalam menuntut ilmu. Ia melakukan perjalanan pendidikan yang luas ke berbagai pusat ilmu di seluruh dunia Islam pada masa itu, termasuk Iraq, Hijaz, Mesir, dan Syam. Di sana, ia belajar dari beberapa ulama terkemuka pada zamannya, seperti Muhammad bin Abdullah bin Numair dan Ali bin Muhammad al-Tanasafy, yang memberinya warisan intelektual yang luas.

Perjalanan intelektual Ibnu Majah tidak hanya mengasah pengetahuannya tentang hadis, tetapi juga memperdalam pemahamannya tentang berbagai cabang ilmu Islam lainnya. Ia menempuh pendidikan dari lebih dari seribu guru, mencatat ribuan hadis dari mereka yang kemudian diabadikan dalam karya-karyanya.

Setelah bertahun-tahun berkelana, Ibnu Majah kembali ke Qazvin, di mana ia menetap dan menulis karya-karya monumentalnya. Kota kelahirannya menjadi pusat kegiatan keilmuannya, di sana ia menjadi magnet bagi para pelajar dari berbagai penjuru untuk belajar kepadanya. Selain menulis, Ibnu Majah juga aktif mengajar dan mendidik murid-muridnya, menciptakan lingkungan intelektual yang produktif dan inspiratif.

Ibnu Majah bukan hanya seorang penulis, tetapi juga seorang pendidik yang gigih. Selain menulis kitab-kitabnya, ia juga aktif mengajar dan mendidik murid-muridnya. Di antara murid-muridnya yang terkenal adalah Muhammad bin ‘Isa al-Abhari, Abu Thayyib Ahmad al-Baghdadi, dan Sulaiman bin Yazid al-Fami.

Di antara karya-karya terkenal Ibnu Majah adalah “as-Sunan,” salah satu dari enam kitab hadis utama yang diakui keotentikan dan otoritasnya dalam tradisi Sunni. Karyanya tidak hanya menjadi sumber rujukan utama dalam ilmu hadis, tetapi juga memberikan kontribusi penting dalam pengembangan metodologi hadis dan pemahaman tentang Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam.

Selain itu, ia juga menulis tafsir al-Qur’an yang kaya akan faidah, serta kitab at-Tarikh yang mengulas sejarah para sahabat Nabi.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Imam an-Nasa’i: Ulama Besar dalam Ilmu Hadis

Para ulama besar masa lalu memberikan pujian yang tinggi terhadap Ibnu Majah. seorang tokoh terkemuka dalam bidang hadis. Al-Hafidz Abu al-Ya’la al-Khalili, dalam kitabnya ‘Ulum al-Hadis, menyebut Ibnu Majah sebagai seorang tsiqah kabir (sangat terpercaya). Beliau diakui sebagai hujjah yang dapat dijadikan sandaran, memiliki pengetahuan mendalam tentang hadis, serta hafalannya yang teruji.

Selanjutnya, al-Hafidz adz-Dzahabi, dalam Tadzkirah al-Huffadz, menggambarkan Ibnu Majah sebagai seorang hafidz yang agung, hujjah, dan ahli dalam bidang tafsir.

Al-Mizzi, dalam Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal, menambahkan bahwa Ibnu Majah adalah seorang hafidz yang memiliki karya monumental seperti kitab as-Sunan, yang sangat bermanfaat bagi ilmu hadis.

Sementara itu, Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah menegaskan bahwa Muhammad bin Yazid (Ibnu Majah) adalah pemilik kitab as-Sunan yang terkenal luas. Hal ini mencerminkan kesungguhan, kedalaman ilmu, serta ketaatannya terhadap sunnah Nabi dalam berbagai aspek, baik itu ushul (dasar) maupun furu’ (cabang).

Pujian-pujian ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan Ibnu Majah dalam mengumpulkan dan menyebarkan hadis-hadis Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, tetapi juga menunjukkan pengakuan luas atas keilmuannya yang mendalam dan keandalannya sebagai seorang ahli hadis yang terpercaya. Kehidupan dan karya Ibnu Majah bukan hanya meninggalkan warisan intelektual yang mendalam, tetapi juga membangkitkan semangat pencarian ilmu di kalangan generasi Islam setelahnya.

Semoga Allah Subhanahu wata’ala senantiasa merahmati Ibnu Majah dan mengangkat derajatnya di surga yang penuh kenikmatan, sebagai balasan atas usahanya dalam memelihara dan menyebarkan sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari keteladanan beliau dalam mencari ilmu dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan. Aamiinn Allahumma Aamiin.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *