ulumulhadis.id – Kata “jahiliyah” kerap kali kita asosiasikan dengan masa sebelum kedatangan Islam di Jazirah Arab, sebuah era yang digambarkan penuh dengan kegelapan spiritual, kebodohan, dan moralitas yang rusak. Namun, apakah era jahiliyah benar-benar telah berlalu? Atau, apakah ia hanya berganti wajah menjadi bentuk yang lebih modern, tersembunyi di balik kemajuan teknologi dan peradaban?
Hari ini, masyarakat muslim telah menikmati nikmat yang luar biasa. Al-Qur’an telah sempurna sebagai petunjuk hidup, hadis-hadis baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tersedia sebagai pedoman perilaku, dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sangat mudah dijangkau. Masjid berdiri megah di setiap sudut kota, pengajian tersedia hampir setiap hari, dan aplikasi Islami dapat diunduh dengan sekali klik.
Namun, sebuah ironi muncul. Di tengah segala kemudahan ini, mengapa perilaku sebagian umat muslim justru tidak jauh berbeda dari karakteristik kaum jahiliyah dahulu? Kebiasaan-kebiasaan syirik, adab dan akhlak yang bobrok, serta moralitas yang hancur masih begitu nyata.
Syirik: Warisan Jahiliyah yang Bertahan
Kaum jahiliyah dahulu dikenal menyembah berhala, memohon pertolongan kepada patung-patung, dan mempercayai takhayul. Saat ini, kita mungkin tidak lagi melihat orang bersujud kepada patung, tetapi perilaku syirik tetap terjadi dengan cara yang berbeda. Percaya kepada jimat, keris bertuah, penglaris, hingga meminta bantuan dukun atau paranormal adalah contoh nyata jahiliyah modern.
Padahal, Allah sudah dengan tegas berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa’: 48)
Meski firman Allah ini jelas, sebagian umat masih saja mencari jalan pintas dengan melibatkan praktik-praktik yang menyimpang dari tauhid.
Bobroknya Akhlak dan Moral
Selain syirik, jahiliyah modern juga terlihat dalam runtuhnya akhlak dan moral masyarakat. Kehidupan sosial yang penuh dengan ketidakadilan, ketamakan, dan perilaku yang saling merugikan telah menjadi fenomena yang sulit dibantah.
Dulu, di era jahiliyah, praktik seperti membunuh anak perempuan, perang antar suku, dan eksploitasi kaum lemah adalah hal yang lumrah. Sekarang, bentuknya berubah menjadi kekerasan terhadap perempuan, eksploitasi tenaga kerja, dan konflik horizontal yang diwarnai fanatisme kelompok.
Adab dalam kehidupan sehari-hari juga memprihatinkan. Media sosial, yang seharusnya menjadi alat komunikasi dan dakwah, sering kali digunakan untuk menyebarkan kebencian, memfitnah, dan menggunjing. Akhlak Islam yang luhur seolah dilupakan demi mendapatkan popularitas sesaat.
Akar Masalah: Jauh dari Nilai Tauhid
Salah satu alasan utama mengapa fenomena ini terus berlanjut adalah jauhnya masyarakat dari nilai-nilai tauhid. Tauhid bukan sekadar mengucapkan “La ilaha illallah”, tetapi juga menjadikannya pedoman dalam setiap aspek kehidupan. Tauhid mengajarkan untuk hanya berharap kepada Allah, bersandar kepada-Nya, dan menjalani hidup sesuai dengan aturan-Nya.
Ketika nilai tauhid melemah, manusia cenderung mengutamakan hawa nafsu. Inilah yang menyebabkan munculnya praktik syirik, lemahnya akhlak, dan rusaknya moral. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengingatkan:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ
“Kamu benar-benar akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa jika umat Islam tidak berhati-hati, mereka bisa jatuh ke dalam perilaku yang serupa dengan kaum jahiliyah terdahulu.
Solusi: Kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah
Untuk menghindari jebakan jahiliyah modern, umat Islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan antara lain:
- Menguatkan Tauhid: Pendidikan tauhid harus menjadi prioritas, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Ajarkan sejak dini tentang makna “La ilaha illallah” yang sesungguhnya.
- Meningkatkan Pemahaman Agama: Islam bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang membangun akhlak mulia dan menyelesaikan masalah sosial.
- Menjaga Adab dan Akhlak: Mulailah dari hal-hal kecil, seperti berkata baik, menjaga amanah, dan bersikap adil dalam kehidupan sehari-hari.
- Melawan Syirik dan Tahayul: Berikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya syirik, baik dari sisi agama maupun logika.
- Menyebarkan Dakwah yang Bijak: Gunakan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan nilai-nilai Islam secara positif.
Akhir Kata
Jahiliyah modern adalah kenyataan pahit yang harus dihadapi umat Islam. Namun, kita memiliki kelebihan dibandingkan kaum jahiliyah terdahulu: kita memiliki petunjuk yang sempurna, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Tantangan terbesar adalah bagaimana kita mampu mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga umat Islam benar-benar menjadi umat yang terbaik, sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)
Semoga kita semua terhindar dari jebakan jahiliyah modern dan mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Amin.